Perkembangan Teknologi AI dalam Dunia Kesehatan, Dapatkah Mengubah Profesi Keperawatan?



 AI (Artificial Intelligence) atau kecerdasan buatan adalah suatu teknologi yang dibuat oleh manusia yang berfungsi untuk menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi oleh manusia.

AI merupakan salah satu cabang dari ilmu komputer dimana programer yang merupakan hal terpenting untuk menjalakan komputer tidak terdapat di teknologi AI. Ilmu komputer memiliki banyak cabang tapi berbeda dengan AI cabang ini merupakan sesuatu yang dapat bekerja sendiri tanpa adanya programer. Seperti layaknya manusia, AI dapat melakukan segala sesuatu yang dikerjakan oleh manusia pada umumnya.

Menurut Robert.H.Brook, kesehatan adalah sebuah sumber daya yang dimiliki semua manusia dan bukan merupakan suatu tujuan hidup yang perlu dicapai. Kesehatan tidak terfokus kepada fisik yang bugar tetapi meliputi fisik, psikis, dan sosial.

Adanya pengaruh dari perkembangan teknologi kecerdasan buatan membuat pekerjaan di rumah sakit menjadi ringan.

Untuk saat ini rumah sakit di Indonesia masih jarang ditemui teknologi IA untuk perawatan pasien seperti robot sebagai alat untuk membantu dokter, perawat dan tenaga medis lainya dalam menjalankan tugas. Namun, dinegera maju seperti China dan AS telah banyak dijumpai perawatan rumah sakit yang menggunakan teknologi AI untuk kesembuhan pasien, dan respon pasien sangat positif.

Banyak insinyur robot sedang memajukan apa fungsi robot dan bagaimana mereka menanggapi keadaan secara emosional layaknya manusia. Robot yang responsif secara emosional biasanya disebut robot sosial atau pendamping. Robot sosial dirancang untuk berinteraksi dengan cara yang menjadikannya manusia dengan menanggapi interaksi manusia.

Para peneliti di seluruh dunia menciptakan robot untuk membantu orang mengemudi, memengaruhi tingkat bunuh diri, mendukung aplikasi health klinis, dan banyak lagi. Saat robot belajar melakukan fungsi keperawatan, seperti pengukuran tanda vital, pemberian obat, dan protokol penyakit menular, peran perawat dalam pemberian perawatan akan berubah.

Karena kecerdasan buatan semakin berkembang, membuat perawatan kesehatan akan terkena dampak yang signifikan karena inovasi seperti robot cerdas diluncurkan ke pengaturan perawatan di rumah sakit dan di rumah pasien.

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa antara 8% dan 16% dari waktu keperawatan dihabiskan untuk kegiatan non keperawatan. Perawat dengan dukungan robot akan memiliki kemampuan untuk mengambil kembali waktu ini dan menghabiskan lebih banyak dengan pasien.

Mulai tahun 2014, proyek robotika yang berpusat pada keperawatan telah didanai oleh National Science Foundation (NSF) yaitu suatu agensi pemerintahan AS yang menyokong pendidikan dan penelitian fundamental disemua bidang ilmu nonmedis, yaitu sains dan teknik.

Untuk mempromosikan penggunaan robot dalam aktivitas keperawatan. Hingga saat ini, NSF telah menginvestasikan lebih dari $3 juta untuk mempelajari bagaimana robot dapat melakukan fungsi keperawatan. Apakah dengan begini perawat ditakdirkan untuk menjadi usang? Sama sekali tidak justru sebaliknya. Perawat secara aktif terlibat dalam pembuatan dan penggunaan robot yang dirancang untuk merawat pasien.

Fungsi robot sebagai asisten yang dapat membantu perawat di samping tempat tidur pasien dan di masyarakat. Salah satu contohnya adalah kolaborasi antara robot dan perawat di Duke University Pratt School of Engineering dan School of Nursing. 

Tim interdisiplin sedang bekerja untuk mengembangkan Tele-Robotic Intelligent Nursing Assistant (TRINA), robot yang dikendalikan dari jarak jauh, untuk menangani petugas layanan kesehatan yang “berisiko tinggi terkena infeksi karena interaksi rutin dengan pasien, penanganan bahan yang terkontaminasi, dan tantangan terkait dengan melepas alat pelindung dengan aman.”

Akibat dari berkembangnya teknologi AI, profesi keperawatan jadi terpengaruh karena AI bisa mengambil beberapa tugas yang dilakukan oleh perawat saat ini. AI akan mengubah cara perawat menghabiskan waktu memberikan perawatan kepada pasien, namun kebutuhan akan perawat tetap masih ada.

Pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan keperawatan akan terus bertransisi untuk mempelajari cara berpikir baru tentang memperoses informasi, perawat juga akan memandu informasi, pelatihan kesehatan, serta menyampaikan edukasi kepada masyarakat yang didukung oleh teknologi AI, dan bukan digantikan olehnya.

No comments:

Post a Comment