Menggunakan Mikrotik sebagai Load Balancer untuk Koneksi Internet



Load balancing adalah teknik distribusi beban lalu lintas jaringan ke beberapa koneksi internet yang tersedia. Dengan menggunakan Mikrotik sebagai load balancer, Anda dapat memastikan bahwa jaringan Anda tetap stabil dan efisien, terutama jika Anda memiliki beberapa jalur internet yang berbeda. Berikut adalah langkah-langkah dan konsep dasar untuk mengkonfigurasi Mikrotik sebagai load balancer untuk koneksi internet.

1. Pengertian Load Balancing

Load balancing bertujuan untuk membagi beban koneksi internet ke beberapa jalur atau gateway. Dengan cara ini, Anda bisa mengoptimalkan penggunaan bandwidth, meningkatkan kecepatan akses, dan memastikan jaringan tetap aktif jika salah satu koneksi internet mengalami gangguan.

2. Topologi Dasar Load Balancing pada Mikrotik

Sebelum mulai konfigurasi, penting untuk memahami topologi dasar yang digunakan. Umumnya, Mikrotik akan memiliki beberapa interface yang terhubung ke berbagai sumber internet (misalnya ISP1 dan ISP2), dan satu interface yang terhubung ke jaringan internal (LAN).

3. Jenis Load Balancing

Ada beberapa metode load balancing yang bisa diterapkan di Mikrotik, antara lain:

  • Per Connection Classifier (PCC): Membagi lalu lintas berdasarkan koneksi. Setiap koneksi baru akan diarahkan ke gateway yang berbeda berdasarkan aturan PCC.
  • Nth Method: Membagi lalu lintas berdasarkan jumlah paket atau koneksi yang telah melewati router. Misalnya, setiap paket ke-n akan diarahkan ke gateway yang berbeda.
  • ECMP (Equal-Cost Multi-Path): Metode sederhana yang secara otomatis membagi beban berdasarkan jumlah jalur yang tersedia dengan biaya yang sama.

4. Langkah-langkah Konfigurasi Load Balancing di Mikrotik

Berikut adalah langkah-langkah dasar untuk mengkonfigurasi Mikrotik sebagai load balancer menggunakan metode PCC:

a. Konfigurasi Interface dan IP Address

Pastikan setiap interface yang terhubung ke ISP memiliki IP address yang benar. Misalnya:

  • ISP1 pada interface ether1 dengan IP 192.168.1.2/24.
  • ISP2 pada interface ether2 dengan IP 192.168.2.2/24.
  • LAN pada interface ether3 dengan IP 192.168.88.1/24.

b. Menambahkan Routes

Tambahkan dua default routes, masing-masing mengarah ke gateway ISP yang berbeda:

css
/ip route add dst-address=0.0.0.0/0 gateway=192.168.1.1 routing-mark=ISP1 /ip route add dst-address=0.0.0.0/0 gateway=192.168.2.1 routing-mark=ISP2

c. Konfigurasi Mangle untuk PCC

Konfigurasi mangle untuk menandai koneksi berdasarkan metode PCC:

sql
/ip firewall mangle add chain=prerouting dst-address-type=!local in-interface=ether3 connection-mark=no-mark action=mark-connection new-connection-mark=ISP1_conn passthrough=yes per-connection-classifier=src-address:2/0 /ip firewall mangle add chain=prerouting dst-address-type=!local in-interface=ether3 connection-mark=no-mark action=mark-connection new-connection-mark=ISP2_conn passthrough=yes per-connection-classifier=src-address:2/1

d. Menandai Paket Berdasarkan Koneksi

Setelah menandai koneksi, Anda perlu menandai paket agar bisa diarahkan melalui gateway yang sesuai:

csharp
/ip firewall mangle add chain=prerouting connection-mark=ISP1_conn in-interface=ether3 action=mark-routing new-routing-mark=ISP1 passthrough=yes /ip firewall mangle add chain=prerouting connection-mark=ISP2_conn in-interface=ether3 action=mark-routing new-routing-mark=ISP2 passthrough=yes

e. Testing dan Monitoring

Setelah semua konfigurasi dilakukan, lakukan tes dengan mengirimkan lalu lintas ke internet dan periksa apakah beban dibagi dengan benar di antara kedua koneksi ISP. Anda juga bisa memantau lalu lintas melalui Torch atau fitur monitoring lain yang tersedia di Mikrotik.

5. Failover Otomatis

Selain load balancing, Anda juga bisa mengatur failover otomatis. Ini berarti jika salah satu jalur ISP gagal, lalu lintas akan otomatis dialihkan ke jalur yang lain. Untuk mengimplementasikan failover, Anda bisa menggunakan script yang memeriksa konektivitas dan mengubah route sesuai kondisi.

6. Keuntungan Menggunakan Mikrotik sebagai Load Balancer

  • Redundansi: Memastikan ketersediaan koneksi internet meskipun salah satu ISP mengalami gangguan.
  • Optimasi Bandwidth: Menggunakan seluruh kapasitas bandwidth yang tersedia dari berbagai ISP.
  • Manajemen Beban: Mengurangi beban pada satu jalur dan meningkatkan kecepatan akses internet.

Kesimpulan

Menggunakan Mikrotik sebagai load balancer merupakan solusi yang efektif untuk mengelola beberapa koneksi internet dalam sebuah jaringan. Dengan konfigurasi yang tepat, Anda bisa memastikan jaringan tetap berjalan optimal, stabil, dan aman. Fitur-fitur yang tersedia di Mikrotik memberikan fleksibilitas bagi administrator jaringan untuk menyesuaikan pengaturan sesuai kebutuhan dan skenario jaringan yang ada.

No comments:

Post a Comment